Tags

, , ,


Sebagai warnanegara yang baik, disaat coblosan (pemilu) seperti hari ini , Aku usahakan untuk memilih caleg maupun partai. Karena penduduk musiman, maka harus menyertakan eKTP, karena surat undangan juga tidak kuperoleh. sedangkan untuk kategori ini termasuk pemilih tambahan.dan pemilih tambahan ini, disediakan jam 12 sampai jam 13.

Hari sudah siang, Sehabis Sholat berjamaah, aku ganti baju menuju ke TPS (dalam hal ini TPS tidak saya sebutkan), sampai disana disuruh ke TPS Gedung Serbaguna, karena untuk RT8 memang di tempatkan di TPS gedung Serbaguna.

Sampai disana terlihat dua orang polisi, dan beberapa mahasiswa, pengamat, dan petugas. Aku disambut oleh petugas. Kemudian diminta memperlihatkan eKTP. EKTP kuserahkan kemudian beliau mencatat data, setelah itu tampak agak kebingungan, karena alamat di eKTP tidak sama dengan alamat TPS. Kemudian petugas TPS berunding dengan petugas yang lain.

Kemudian petugas itu memanggil namaku. dan bertanya : “Bapak tinggalnya disini ?”. “Iya Pak, saya cuma ngontrak”, jawabku.

“Kalau begitu ada enggak keterangan domisili tempat tinggal ?”, kata petugas

“Enggak ada Pak “, jawabku.

“Maaf Pak, Anda nggak bisa ikut pencoblosan karena tidak ada surat keterangan.

“Ya, sudah Pak nggak apa-apa”. Jawabku

Akupun kemudian pulang.. sambil berpamitan.

 

Aku berprasangka baik saja, mungkin satu suaraku tidak banyak berarti.

atau toh dengan hanya satu suara yang tidak berarti ini, semoga menjadikan negeriku ini menjadi lebih baik. Toh hanya satu suara saja. Tidak akan berpengaruh.

Aku cuma ingat kemarin temenku (identitas dirahasikan) bilang , kalau dia dapat 150 ribu, dan istrinya juga segitu, berarti suami istri itu dapat 300ribu (menurut pengakuan beliau). dengan demikian satu suara yang akan kupersembahkan itu (dengan tanpa uang) telah hangus.

Apalagi kalau aku harus pulang dan mencoblos dirumah yang notabene aku mengeluarkan 20ribu untuk beli bensin. Tapi kupikir itu belum seberapa dibanding dengan beberapa orang yang rela untuk ngodel-odel motor mereka buat kampanye, ataupun yang merogoh sampai sekian banyak, bahkan rela ribut dengan suami atau istri maupun anak. dan tak jarang juga yang sampai masuk rumah sakit.

Walapun cara calon telah sampai mengorbankan sekian banyak untuk meraih suara, lihatlah baliho, iklan televisi, dan sebagainya. Maaf aku kali ini tidak dapat mencoblos.

Tapi ya sudahlah. biarlah Negeriku yang besar ini semoga menjadi lebih baik, dengan cara yang lain. Matur nuwun